Tempat Wisata & Keindahan Alam

Jumat, 20 Mei 2016

21.21

 

Air Terjun Sipiso-Piso

Air terjun Sipiso-piso terletak di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Indonesia. Kecamatan ini berada sekitar 24 km dari Kota Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo.
Air Terjun Sipiso-piso merupakan sebuah kawasan wisata alam yang terletak tidak jauh dari permukiman masyarakat Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatra Utara. Dapat dibilang, mengunjungi desa ini tidak berbeda dengan berwisata ke Air Terjun Sipiso-piso. Secara geografis, Desa Tongging berada di dataran lebih rendah, sementara Air Terjun Sipiso-piso terletak di perbukitan yang lebih tinggi dari Desa Tongging. Air terjun ini berada di ketinggian lebih kurang 800 meter dari permukaan laut (dpl) dan dikelilingi oleh bukit yang hijau karena ditumbuhi hutan pinus.
Nama air terjun yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karo ini memiliki makna yang khas. Sebagaimana disebut dalam berita harian /Suara Indonesia Baru/, bahwa Sipiso-piso berasal dari piso yang artinya pisau. Derasnya air-air yang berjatuhan dari bukit berketinggian di atas seratus meter ini diperumpamakan layaknya berbilah-bilah pisau yang tajam. Selain itu, jurang yang curam jika dilihat dari puncak bukit membuat orang setempat menyebutnya piso dari Tanah Karo
Sebagai kabupaten yang berkembang, sektor pariwisata di Tanah Karo menjadi salah satu potensi unggulan yang diharapkan mampu mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD), di samping sektor pertanian dan industri tentunya. Di sektor ini, Kabupaten Karo memiliki objek wisata yang menarik, misalnya gunung berapi, sumber air panas, kawasan pegunungan, danau, air terjun, rumah tradisional, kebudayaan masyarakat lokal, dan lain sebagainya.
Dalam perkembangannya, objek-objek wisata di Tanah Karo mulai dikembangkan dan dipromosikan ke luar daerah, termasuk Air terjun Sipiso-piso sendiri. Meskipun seolah terjadi persaingan di antara objek-objek wisata itu, hal ini tetap menjadi nilai positif karena masing-masing objek menjadi terpacu untuk berkembang dan mampu menarik wisatawan sebanyak mungkin. Sebagai contoh, di Desa Tongging belum lama ini telah didirikan Taman Wisata Iman (TWI). Meskipun demikian, TWI yang konon lebih banyak menyerap perhatian wisatawan untuk datang, pesona Sipiso-piso tetap saja tidak akan tergantikan.
Dari kesemuanya itu, Sipiso-piso tetap istimewa. Hanya terpisah jarak sejauh 35 km dari kota wisata terkenal di Indonesia, Kota Berastagi, Kabupaten Karo, dan hanya memerlukan sekitar 45 menit dari Kota Medan, Ibukota Provinsi Sumatra Utara, Air Terjun Sipiso-piso terbukti mampu mengangkat reputasi Kabupaten Karo sebagai salah satu daerah tujuan pelancong domestik maupun mancanegara. Tonggo Simanungsong, seorang pecinta wisata, mengatakan bahwa wisatawan mancanegara yang banyak mengunjungi Air Terjun Sipiso-piso berasal dari Malaysia, Singapura,Prancis, dan Belanda. Bagi wisatawan lokal, panorama di Tongging ini sudah sangat dikenal, malahan ada yang mengatakan kabar ini telah sampai ke santero dunia karena keindahan alamnya yang menakjubkan.
Dahsyat!!! Begitulah perasaan Anda ketika pertama kali menginjakkan kaki di Desa Tongging, desa di mana Air Terjun Sipiso-piso berada. Dengan mengunjungi Desa Tongging, Anda akan menikmati pemandangan yang indah seperti kawasan wisata di Desa Tao Silalahi yang berada di dekatnya. Sebelum menikmati air terjun dari dekat, Anda akan disuguhi pemandangan indah Tanah Karo dari gardu pandang yang ada di puncak bukit, titik pangkal aliran air terjun Sipiso-piso. Dari puncak bukit yang mengitari Air Terjun Sipiso-piso ini pula Anda dapat menyaksikan keindahan lansekap Danau Toba, sebuah danau vulkanik terbesar di dunia.
Setelah itu, untuk menjelajahi keelokan alam Sipiso-piso dari dekat, Anda harus menyusuri punggung bukit melalui ratusan anak tangga kecil yang telah disediakan untuk turun dan mendekati air terjun tersebut. Jajaran anak tangga yang telah dipersiapkan itu merupakan jalan utama yang aman untuk.
Sesampainya di bawah, Anda dapat memandang ke arah bukit-bukit kecil yang ada di hadapan Anda. Ketakjuban Anda akan tingginya bukit-bukit tersebut akan dibarengi dengan suara gemuruh percikan ribuan butiran air yang memantul dari titik jatuhnya air. Karena air terjun ini memiliki ketinggian 120 meter atau sekitar 360 kaki sebelum mengalir ke Danau Toba, maka banyak orang yang pernah berkunjung ke tempat ini mengatakan besaran butiran percikan air jatuh di Sipiso-piso lebih besar dari Air terjun Sigura-gura?sebuah daerah wisata alam terkenal di Sumatra Utara.

Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=9843257

Jumat, 09 Oktober 2015

21.32

Pantai Ora, Maluku Tengah

Ora beach atau pantai Ora terletak di Pulau Seram, Maluku Tengah. Inilah surga dunia. Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk mendapatkan suasana yang damai dengan pemandangan alam (khususnya pantai) yang sangat indah.
Pantai Ora memang sangat menawarkan keindahan alam yang tiada duanya, satu lagi bukti untuk para wisatawan diluar sana bahwa indonesia mempunyai pantai yang indah.
Ini salah satu bukti bahwa Indonesia sangat kaya dengan keindahan alamnya jika mau dijaga dengan baik. Bagi para wisatawan, di pantai ini telah disediakan resort-resort yang berdiri di atas pantai dengan air yang sangat jernih. Resort-resort disini berbentuk rumah panggung dengan material kayu sehingga menimbulkan suasana nyaman untuk bersantai menghilangkan penat atau beban pikiran. Tempat ini sangat memanjakan pengunjungnya yang ingin mencari ketenangan pikiran.
Selain itu, pemandangan alamnya juga tak kalah jika dibandingkan dengan pantai Lanikai Oahu di Hawaii atau Pulau Maladewa. Setidaknya kita tidak harus jauh-jauh pergi ke luar negeri karena ternyata Indonesia pun punya keindahan serupa.
Yang menjadi tugas kita adalah tetap menjaga keindahan alamnya agar tidak pudar oleh karena tangan-tangan jahil yang tidak bertanggungjawab. Di pantai ora ini, tumbuhan karang-karang dan hewan-hewan lautnya masih berjumlah banyak dan masih terawat dengan baik, mungkin karena tempat ini belum terlalu terekspos sehingga belum banyak yang datang dan merusak.
Negeri ini bersebelahan dengan Saleman. Bisa ditempuh melalui laut dari Saleman atau dari Jalan Trans Seram. Penginapan berlokasi di antara permukiman penduduk yang hampir 40 persen di antaranya membangun rumah di atas laut. Penginapan ini pun dibangun di atas laut dengan terumbu karang dan ikan karang beraneka warna menghiasi dasar laut.
Muhammad Ali, pemilik penginapan, mengatakan, selain snorkle, pengunjung juga bisa melintasi Sungai Salawai untuk melihat proses pembuatan sagu, pengambilan buah kelapa, atau melihat beragam jenis burung di muara sungai di Teluk Sulaiman.
Wisatawan juga bisa trekking melintasi hutan yang masih lestari di balik Negeri Sawai, menuju Pusat Pendidikan dan Rehabilitasi Satwa di Dusun Masihulan, Sawai, tempat melihat penangkaran burung kakaktua seram dan nuri seram. Jangan lupa melihat gua, air terjun, atau menghabiskan malam di pondok, di tengah hutan, yang sengaja dibangun oleh Ali.
Kegiatan-kegiatan ini bisa menyedot wisatawan sampai 500 orang setiap tahun. Mayoritas turis asing dari Belanda, Amerika Serikat, dan Jepang. Bahkan, tahun ini, sudah 20 grup turis dari sejumlah negara yang pesan temmpat. Setiap grup berjumlah sedikitnya 10 orang
Aktivitas pariwisata di Teluk Sulaeman, persisnya di Saleman dan Sawai ini, sebetulnya sudah dirintis sejak pertengahan 1990. Namun, saat mencapai puncak kejayaan, industri ini meredup, bahkan mati total akibat kerusuhan Maluku pada 1999.

Akses

Untuk mencapai pantai ora kita harus menyebrang ke Pelabuhan Amahay di Kota Masohi Pulau Seram dari Pelabuhan Tulehu di Kabupaten Maluku Tengah dengan menggunakan Kapal Cepat Cantika Anugerah yang memakan waktu 2 jam. Adapun biaya yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp 100.000,00 untuk kelas ekonomi dan Rp 150.000,00 untuk kelas VIP.

Fasilitas

Di pantai ora ini tersedia penginapan yang bernama Ora beach resort penginapan yang mengambang di atas pantai dan berbentuk rumah panggung. Selain Ora Beach Resort, wisatawan juga dapat menemukan suasana lain dengan menginap di Pondok Wisata Lisar Bahari di Negeri Sawai, Kecamatan Seram Utara, Maluku Tengah.

Sumber: http://www.liburanwisata.com/obyek-wisata/pantai-ora-maluku-tengah/1781

Sabtu, 26 September 2015

21.03

Goa Jatijajar Kebumen dan Legenda Lutung Kasarung



Goa Jatijajar adalah Goa Alam yang terletak di desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Goa ini terbentuk dari batu kapur dan telah diketemukan pada tahun 1802 oleh seorang petani yang memiliki tanah diatas Goa tersebut yang Bernama "Jayamenawi". Pada suatu ketika Jayamenawi sedang mengambil rumput, kemudian jatuh kesebuah lobang, ternyata lobang itu adalah sebuah lobang ventilasi yang ada di langit-langit Goa tersebut. Lobang ini mempunyai garis tengah 4 meter dan tinggi dari tanah yang berada dibawahnya 24 meter. 
Soal asal muasal Goa Jatijajar memang tidak banyak orang yang mengetahui secara persis, ada dua versi mengenai asal usul Goa Jatijajar. 
Pertama, setelah Jayamenawi menemukan gua, tak lama kemudian Bupati Ambal, salah satu penguasa Kebumen waktu itu, meninjau lokasi tersebut. Saat mendatangi goa, dia menjumpai dua pohon jati tumbuh berdampingan dan sejajar pada tepi mulut gua. Dari kisah itu lalu ditemukan istilah Jatijajar, dari kata jati yang sejajar.

Versi kedua, saat Kamandaka dikejar-kejar, dari dalam gua ia menyebutkan jati dirinya. Ia mengaku sebagai putra mahkota Pajajaran. Dari kisah itu muncul kata sejatine (sebenarnya) dan Pejajaran. Nama Gua Jatijajar lalu terkenal hingga saat ini
.
Dari sejumlah tempat wisata di Kabupaten Kebumen, Goa Jatijajar masih menjadi primadona. Terletak 21 km sebelah barat daya Kecamatan Gombong setiap tahun ramai dikunjungi pengunjung terutama saat liburan sekolah atau hari raya Lebaran. Pengunjung yang datang tak selalu dari masyarakat di sekitar Kebumen. Mereka ada pula yang datang dari kota-kota besar di Indonesia, yang tujuannya ingin mengetahui pesona alam di dalam perut bumi.
Goa Jatijajar berada di kaki pegunungan kapur yang memanjang dari utara dan ujungnya di selatan menjorok ke laut berupa sebuah tanjung. Objek wisata ini sungguh sangat menarik. Sebagaimana umumnya objek wisata lain di Indonesia, yang hampir selalu menyimpan legenda, Goa Jatijajar pun tak terkecuali.
Menurut cerita rakyat, Goa Jatijajar ini pada jaman dahulu merupakan tempat bersemedi Raden Kamandaka, yang kemudian mendapat wangsit. Cerita Raden Kamandaka ini kemudian dikenal dengan legenda Lutung Kasarung. 

Visualisasi dari legenda tersebut dapat kita lihat dalam diorama yang ada di dalam goa. Ketika masuk ke dalam ada rasa degdegan. Betapa tidak! Karena merasa seperti masuk ke dalam mulut binatang purba Dinosaurus yang gelap dan lembab. Namun rasa cemas itu segera sirna, sebab ruangan diterangi oleh lampu listrik dari ujung ke ujung. Meski mulut goa cukup lebar, namun ruang perut dinosaurus lebih lebar lagi. Pada langit-langit terdapat sebuah lubang sebagai ventilasi. Di tengah-tengah terdapat kursi melingkar tempat duduk pengunjung sambil menikmati indahnya ornamen stalagtit dan stalagnit serta diorama legenda Lutung Kasarung.

Banyak keistimewaan yang ditawarkan dari obyek wisata Gua Jatijajar. Di dalam goa terdapat sungai bawah tanah yang masih aktif. Ada juga dua sendang, yakni Sendang Kantil dan Sendang Mawar. Di dua sendang yang bisa didekati pengunjung itu masih dipercayai, yang mau membasuh muka dengan air sendang bisa awet muda.


Aliran Sungai di Dalam Goa Jatijajar
Aliran air dari Sendang Mawar melewati lubang sempit hingga tembus luar goa. Namun pada dasar Sendang Kantil dijumpai lubang sempit memanjang, sehingga menelusuri goa itu harus melalui penyelaman. Masih ada lagi dua sendang, yakni Sendang Jombor dan Puserbumi. Kedua sendang ini dikeramatkan. Hanya dengan izin pengelola, lorong goa itu boleh dilalui. Orang tertentu yang punya keinginan, dengan menaruh sesaji di sendang itu, konon akan dikabulkan doanya.
 
Melihat potensi yang luar biasa maka pada tahun 1975 Gubernur Jawa Tengah waktu itu yaitu Bapak. Suparjo Rustam, Goa Jatijajar mulai dibangun dan dikembangkan menjadi Objek Wisata Budaya, sebagai pelaksananya ditunjuk langsung seorang seniman Deorama yang terkenal di Indonesia pada masa itu yang bernama Bapak Saptoto.
Pemda Kebumen membebaskan lahan penduduk setempat seluas 5,5 ha, dengan mengganti rugi tanah penduduk yang terkena lokasi pembangunan Objek Wisata Goa Jatijajar. Setelah selesai proses pembangunan Goa Jatijajar, pengelolaan Objek Wisata tersebut  diserahkan kepada Pemda Kebumen.
Objek Wisata Goa Jatijajar sangat identik dengan Objek Wisata Budaya, karena Goa Jatijajar ada hubungannya dengan sebuah cerita legenda Raden Kamandaka seorang putera makhkota Kerajaan Pajajaran yang bernama asli Banyak Cokro atau Banyak Cakra, yang lebih terkenal sebuah cerita legenda Lutung Kasarung.
Cerita  “Lutung Kasarung”  Di balik Goa JatiJajar
.
Lutung Kasarung adalah sebuah legenda masyarakat Jawa Barat yang cukup terkenal. Pada jaman dahulu kala di daerah Jawa Barat terdapat sebuah Kerajaan Hindu yang besar dan cukup kuat, yang berpusat di Kota Bogor sekarang ini. Kerajaan Itu adalah kerajaan Pajajaran,  Tetapi cerita Lutung Kasarung sendiri lebih banyak terjadi di daerah Banyumas. Jawa Tengah  Pada saat itu Raja yang memerintah di Kerajaan Pajajaran adalah Prabu Siliwangi. Prabu Siliwangi sudah lanjut usia saat Itu dan bermaksud untuk mengangkat Putra Mahkotanya untuk menggantikannya sebagai Prabu di Pajajaran.

Diorama yang menceritakan Kisah Lutung Kasarung
Prabu Siliwangi mempunyai tiga Orang Putra dan Satu Orang Putri, ke-3 Putera dan Seorang Puteri ini dia peroleh dari dua Orang Permaisurinya. Dari permaisuri yang pertama Ia mendapatkan dua Orang putra yaitu Banyak Cotro dan Banyak Ngampar. Namun sewaktu Banyak Cotro dan Banyak Ngampar masih kecil Ibunya telah meninggal.
Sepeninggal isteri pertamanya, maka Prabu Siliwangi akhirnya menikah lagi dengan permaisuri yang kedua, yaitu Dewi Kumudaningsih. Pada waktu Dewi Kumudangingsih diambil menjadi
permaisuri oleh Prabu Siliwangi, Ia mengadakan sebuah perjanjian, bahwa jika kelak Ia mempunyai putra dari Dewi Kumudaningsih, maka putranyalah yang harus menggantikannya menjadi raja di Pajajaran. Dari perkawinannya dengan Dewi Kumudaningsih, Prabu Siliwangi mempunyai seorang putra dan seorang putri, yaitu Banyak Blabur dan Dewi Pamungkas.
Suatu hari Prabu Siliwangi memanggil putra mahkotanya Banyak Cotro dan Banyak Blabur untuk menghadap, maksudnya ialah Prabu Siliwangi akan mengangkat putranya untuk menggantikan menjadi Raja di Pajajaran karena beliau sudah lajut usia. Namun dari kedua putra mahkotanya belum ada satupun yang mau diangkat menjadi Raja di Pajajaran. Sebagai putra sulungnya Banyak Cotro mengajukan beberapa alasan, antara lain alasannya adalah: untuk memerintah di Kerajaan Pajajaran Dia belum siap, karena belum cukup ilmu. Untuk memerintah 

di Kerajaan seorang Raja harus ada Permaisuri yang mendampinginya, sedangkan Banyak Cotro belum menikah. Banyak Cotro mengatakan bahwa Dia baru akan menikah kalau sudah bertemu dengan seorang Putri yang parasnya mirip dengan paras mendiang Ibunya. Oleh sebab itu Banyak Cotro meminta ijin pergi dari Kerajaan Pajajaran untuk mencari Putri yang menjadi idamannya.
Kepergian Banyak Cotro dari Kerajaan Pajajaran melalui Gunung Tangkuban Perahu adalah untuk menghadap seorang Pendeta yang menjadi pertapa yang berdiam di sana. Pendeta itu tidak lain adalah Ki Ajar Winarong, seorang pendeta sakti yang tahu bagaimana agar keinginan Banyak Cotro mempersunting putri yang di idam-idamkannya dapat tercapai.
Setelah berhasil bertemu dengan Ki Ajar Winarong, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh Banyak Cotro. Yaitu dia harus rela melepas dan menanggalkan semua pakaian kebesaran dari kerajaan dan hanya memakai pakaian rakyat biasa. Dan Ia juga harus menyamar dengan nama samaran Arya Kamandaka. Karena keinginannya yang sangat kuat agar mampu mempersunting seorang isteri yang memiliki wajah semirip mendiang Ibunya, maka semua itu Ia jalani dengan senang hati.
Arya Kamandaka mulai berjalan selama berhari-hari dari Tangkuban Perahu menyusuri ke arah timur hingga sampailah Arya Kamandaka di wilayah Kadipaten Pasir Luhur. Secara kebetulan ketika Arya Kamandaka sampai di wilayah Kadipaten Pasir Luhur, Arya Kamandaka betemu dengan Patih di Kadipaten Pasir Luhur itu yang bernama Patih Reksonoto. Karena Patih Reksonoto sudah tua ditambah lagi dia tidak mempunyai anak, maka Arya Kamandaka akhirnya dijadikan anak angkat oleh Patih Reksonoto. Patih Reksonoto sangat mencintainya merasa sangat bangga dan senang hatinya mempunyai putra angkat Arya Kamandaka yang gagah dan tampan.
Adapun waktu itu yang memerintah di Kadipaten Pasir Luhur adalah Adipati Kanandoho. Adipati Kanandoho mempunyai beberapa orang putri yang kesemuanya sudah bersuami terkecuali puterinya yang bungsu yaitu Dewi Ciptoroso. Ketika Arya Kamandaka melihat Dewi Ciptoroso, putri Adipati Kanandoho yang mempunyai wajah sangat mirip dengan mendiang Ibu dari Arya Kamandaka. Segeralah Arya Kamandaka tersadar bahwa dia telah menemukan apa yang dicarinya selama Ini.
Adalah suatu kebiasaan tahunan dari Kadipaten Pasir Luhur, bahwa setiap tahun di Kadipaten Pasir Luhur selalu diadakan upacara menangkap ikan di Sungai Logawa. Dalam upacara ini, semua anggota keluarga Kadipaten Pasir Luhur beserta seluruh pembesar dan pejabat pemerintah di Kadipaten Pasir Luhur turut menangkap ikan di Kali Logawa.
Pada waktu Patih Reksonoto pergi mengikuti upacara menangkap ikan di Kali Logawa, tanpa diketahui oleh sang patih, Arya Kamandaka secara diam-diam mengikutinya dari belakang. pada kesempatan inilah Arya Kamandaka dapat bertemu langsung dengan Dewi Ciptoroso dan bak gayung bersambut mereka berdua saling jatuh cinta. Dewi Ciptoroso meminta agar Arya Kamandaka pada malam harinya datang untuk menjumpai Dewi Ciptoroso di taman kaputren kadipaten Pasir Luhur tempat Dewi Ciptoroso berada. Pada malam harinya Arya Kamandaka dengan diam-diam tanpa seijin dan sepengetahuan Patih Reksonoto pergi menjumpai Dewi Ciptoroso yang sudah menanti kedatangan Arya Kamandaka.
Keberadaan Arya Kamandaka di taman kaputren Kadipaten Pasir Luhur bersama Dewi Ciptoroso, ternyata diketahui oleh para prajurit kadipaten, hal ini kemudian dilaporkan oleh kepala pasukan kepada Adipatih Kandandoho. Adipatih sangat marah dan memerintahkan prajuritnya untuk menangkap penyusup tersebut. Namun karena kesaktian yang dimiliki oleh Arya Kamandaka, maka Arya Kamandaka dapat meloloskan diri dari kepungan prajurit Kadipaten Pasir Luhur. Sebelum Arya Kamandaka meloloskan diri dari taman kaputren, Ia masih sempat mengatakan identitasnya. Bahwa Ia adalah anak angkat Patih Reksonoto yang bernama Arya Kamandaka.
Berita tentang pengakuan ini dilaporkan kepada Adipatih Kandandoho, maka kemudian Patih Reksonoto pun dipanggil dan diminta harus menyerahkan putranya Arya Kamandaka. Perintah ini walaupan dengan hati yang sangat berat akhirnya dilaksanakan juga oleh Patih Reksonoto. namun dengan siasat dari Patih Reksonoto, maka Arya Kamandaka berhasil lari dan selamat dari pengejaran para prajurit Kadipaten Pasir Luhur.
Arya Kamandaka terjun kedalam sungai dan terus menyelam mengikuti arus air sungai. Oleh Patih Reksonoto dan para prajurit kadipaten yang mengejar, dilaporkan kepada Adipati Kanandoho bahwa Arya Kamandaka sudah mati didalam sungai. Mendengar berita ini Adipatih Kanandoho merasa lega dan puas. Dewi Ciptoroso ketika mendengar berita ini sangatlah sedih mengetahui pria yang dicintainya telah tiada.
Sepanjang malam pengejaran itu Arya Kamandaka terus menyelam mengikuti arus sungai hingga bertemu dengan seorang yang bernama rekajaya yang sedang memancing di Sungai. Arya Kamandaka dan Rekajaya kemudian menjadi teman baik dan menetap di Desa Panagih. selama di Desa ini Arya Kamandaka kembali diangkat anak oleh Mbok Kertosuro, seorang janda miskin yang hidup di Desa tersebut.
Arya Kamandaka menjadi seorang penggemar Adu Ayam. Mbok Kertosuro mempunyai seekor Ayam Jago yang dia beri nama mercu. Dalam setiap penyabungan Ayam yang diikuti oleh Arya Kamandaka, Ia selalu menang. Nama Arya Kamandaka menjadi sangat terkenal dikalangan pebotoh Ayam. Hal ini akhirnya sampai juga ke telinga Adipatih Kanandoho, mengetahui kalau Arya Kamandaka belum mati membuatnya sangat marah dan murka. Adipatih Kanandoho kemudian memerintahkan prajuritnya untuk menangkap Arya Kamandaka baik hidup atau mati.
Pada saat itu datanglah seorang pemuda tampan yang mengaku dirinya bernama Silihwarni, Silihwarni berkeinginan mengabdikan diri kepada Adipati Pasir Luhur. Permohonannya di terima oleh sang sdipati dengan syarat Ia hanya akan diterima apabila berhasil membunuh Arya Kamandaka. Untuk membuktikan kalau Arya Kamandaka telah berhasil dibunuh maka Ia harus membawa darah dan hati Arya Kamandaka.
Silihwarni ternyata hanyalah sebuah nama samaran, Silihwarni bukan lain adalah Banyak Ngampar putra Prabu Siliwangi yang adalah adik kandung dari Banyak Cotro atau Arya Kamandaka. Silihwarni oleh Ayahnya ditugaskan untuk mencari Banyak Cotro saudara kandungnya sudah lama pergi dan belum kembali, Ia dibekali oleh ayahnya dengan pusaka keris Kujang Pamungkas sebagai senjatanya dan dalam menyamar Ia memakai nama Silihwarni dan berpakaian seperti rakyat biasa. Karena Silihwarni mendengar kabar bahwa kakaknya berada di wilayah Kadipaten Pasir Luhur, maka Ia pun pergi kesana. Setelah Silihwarni menerima perintah dari adipatih, pergilah Ia dengan diikuti beberapa orang prajurit Kadipaten dan Anjing pelacak menuju ke Desa Karang Luas, tempat arena penyabungan Ayam.
Ditempat inilah kedua kakak beradik ini bertemu, namun keduanya sama - sama sudah tidak saling mengenal lagi, karena Silihwarni yang menyamar menggunakan pakaian rakyat biasa sedangkan Arya Kamandaka memakai pakaian sebagai pebotoh Ayam. Terjadilah pertarungan sengit antara Arya Kamandaka dan Silihwarni, tanpa disadari oleh Raden Kamandaka tiba-tiba Silihwarni menikam pinggang Raden Kamandaka dengan Keris Kujang Pamungkasnya. Luka goresan keris itu menyebabkan darah mengalir dengan derasnya. Namun lagi - lagi Arya Kamandaka dapat meloloskan diri dari bahaya, tempat itu pun kemudian diberi nama Desa Brobosan, yang berarti ia dapat lolos dari bahaya.
Ketika luka Arya Kamandaka semakin mengeluarkan darah, Iapun memutuskan untuk beristirahat sebentar disuatu tempat, maka tempat itu dinamakan bancaran. Larinya Arya Kamandaka terus dikejar oleh Silihwarni dan prajurit kadipaten. Sampai suatu tempat Arya Kamandaka berhasil menangkap Anjing pelacaknya dan kemudian tempat itu di beri nama Desa Karang Anjing. Arya Kamandaka terus berlari kearah timur dan sampailah Arya Kamandaka pada sebuah jalan buntu dan tempat ini Ia beri nama Desa Buntu. Akhirnya Arya Kamandaka sampai disebuah goa. Didalam goa Ini Arya Kamandaka beristirahat dan bersembunyi dari Kejaran Silihwarni. Silihwarni yang terus mengejar akhirnya kehilangan jejak sampai di goa  tempat Arya Kamandaka beristirahat, kemudian Silihwarni berseru menantang Arya Kamandaka. Mendengar tantangan Silihwarni, Arya Kamandaka pun menjawab dan Ia mengatakan identitasnya yang sebenarnya, bahwa Ia adalah putra dari Kerajaan Pajajaran namanya Banyak Cotro. Silihwarnipun mengatakan identitasnya bahwa Ia juga adalah putra dari Kerajaan Pajajaran, bernama banyak ngampar. demikian kata-kata Ayang pengakuan antara Raden Kamandaka dan Silihwarni bahwa mereka adalah putra Pajajaran. Kemudian mereka berdua berpelukan dan saling memaafkan, goa itu akhirnya diberi nama GOA JATIJAJAR.
Namun karena Silihwarni harus pulang dan membawa bukti hati dan darah Arya Kamandaka, maka dibunuhnyalah Anjing pelacak kemudian dipotong diambil darah dan hatinya, sebagai bukti bagi Adipati Kanandoho kalau itu adalah hati dan darah Arya Kamandaka yang berhasil dibunuhnya. Arya Kamandaka kemudian bertapa di dalam Goa Jatijajar dan mendapat petunjuk bahwa niatnya untuk mempersunting Dewi Ciptoroso akan tercapai kalau Ia sudah mendapat pakaian lutung dan Arya Kamandaka disuruh supaya mendekat ke Kadipaten Pasir Luhur dan menetap di hutan Batur Agung, sebuah hutan sebelah barat daya dari Batu Raden.
Kegemaran dari adipatih Kadipaten Pasir Luhur adalah berburu. Pada suatu hari adipatih dan semua keluarganya pergi berburu, tiba-tiba bertemulah rombongan pemburu itu dengan seekor Lutung yang sangat besar dan jinak. Akhirnya di tangkaplah Lutung tersebut hidup-hidup. Sewaktu Lutung itu akan dibawa pulang, tiba-tiba datanglah Rekajaya dan mengaku bahwa Lutung itu adalah Lutung peliharaannya, dan mengatakan bersedia membantu merawatnya jika Lutung itu akan dipelihara di Kadipaten Pasir Luhur. Dan permohonan Rekajaya itu pun dikabulkan oleh sang adipati.
Setelah sampai di Kadipaten Pasir Luhur, para putri saling berebut ingin memelihara Lutung tersebut. Selama itupula Lutung tersebut tidak mau dikasih makan oleh siapapun juga. Akhirnya oleh Adipati Pasir Luhur, Lutung tersebut disayembarakan. Isi sayembara itu adalah barangsiapa dari para puterinya yang dapat memberi makan sang Lutung, maka dialah yang berhak memelihara Lutung tersebut. Dalam sayembara itu ternyata makanan yang diterima oleh Lutung tersebut hanyalah makanan yang diberikan oleh Dewi Ciptoroso. Maka Lutung Kasarung itupun menjadi peliharaan Dewi Ciptoroso. Pada malam hari Lutung Kasarung alias Arya Kamandaka tersebut berubah wujud aslinya menjadi Arya Kamandaka. Sehingga hanya Dewi Ciptoroso yang tahu tentang hal tersebut. Pada siang hari Ia berubah lagi kembali menjadi Lutung Kasarung. Maka keadaan Dewi Ciptoroso kini menjadi sangat gembira dan bahagia, yang selalu ditemani Lutung Kasarung alias Arya Kamandaka yang dicintainya.
Pada suatu hari ada seorang penguasa dari Nusa Kambangan bernama Prabu Pule Bahas menyuruh patihnya untuk meminang Dewi Ciptoroso dan mengancam apabila pinangannya pada Dewi Ciptoroso ditolak, maka Ia akan menghancurkan Kadipaten Pasir Luhur. Atas permintaan dari Lutung Kasarung, maka pinangan Raja Pule Bahas agar supaya diterima saja. Namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh Raja Pule Bahas agar pinangannya itu diterima oleh Dewi Ciptoroso. Salah satunya ialah dalam pertemuan para calon pengantin nanti, maka Lutung Kasarung harus turut mendampingi Dewi Ciporoso. Pada waktu pertemuan para calon pengantin berlangsung, Raja Pule Bahas selalu diganggu oleh Lutung Kasarung yang mendampingi Dewi Ciptoroso. Hal ini menyebabkan Raja Pule Bahas marah dan memukul Lutung Kasarung yang memang telah siap bertarung melawan Raja Pule Bahas.
Pertarungan yang terjadi antara Raja Pule Bahas melawan Lutung Kasarung terjadi sangat seru. Namun karena kesaktian Lutung Kasarung, akhirnya Raja Pule Bahas gugur setelah dicekik dan digigit oleh Lutung Kasarung. Ketika Raja Pule Bahas telah gugur, Lutung Kasarung pun kemudian menjelma menjadi Arya Kamandaka dan langsung mengenakan pakaian kebesaran kerajaan pajajaran dan mengatakan bahwa namanya yang sebenarnya adalah Raden Banyak Cotro. Kini Adipatih Pasir Luhur pun mengetahui kalau Arya Kamandaka adalah Raden Banyak Cotro dan adalah Lutung Kasarung putra mahkota dari Kerajaan Pajajaran, akhirnya Ia dikawinkan dengan Dewi Ciptoroso.
Karena Raden Kamandaka sudah cacat terkena Keris Kujang Pamungkas sewaktu bertarung melawan adiknya yang menyamar sebagai Silihwarni, maka dia tidak dapat lagi menggantikan ayahandanya menjadi Raja di Pajajaran. Karena tradisi Kerajaan Pajajaran, bahwa setiap putra mahkota yang akan menggantikan posisi raja tidak boleh cacat terkena pusaka Kujang Pamungkas. Sehingga setelah Ia dinikahkan dengan Dewi Ciptoroso, Arya Kamandaka menjadi Adipatih di Pasir Luhur menggantikan mertuanya. Sedangkan yang menjadi Raja di Pajajaran adalah Banyak Blabur adiknya.
Itulah kisah Lutung Kasarung, yang sebenarnya cerita tersebut terjadi di wilayah Jawa Tengah tepatnya di Banyumas, karena Kerajaan Pasir Luhur berada di sekitar wilayah Purwokerto. Kebetulan Goa Jatijajar ada dalam cerita tersebut. Pada waktu itu Wilayah Gombong sampai dengan Sungai LukUlo menjadi kekuasaan Kerajaan Pajajaran, sedang sebelah timur Sungai LukUlo termasuk kota Kebumen menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Asal crita Lutung Kasarung tidak jadi soal, yang penting sudahkah Anda singgah di Goa Jaijajar. Anda akan di suguhi panorama alam yang luar biasa dengan di bumbuhi Biorama cerita Arya Kamandoko. Untuk fasilitas tempat jangan kuatir Pemda Kebumen sudah menatanya dengan rapi demi kenyamanan kedatangan Anda semua.
Terima kasih sumber : http://wisatakebume.blogspot.co.id/2013/02/goa-jatijajar-kebumen-dan-legenda.html
02.27
Tempat Wisata Di Bali Kuta

Tempat Wisata Di Bali Kuta


Tempat wisata di Bali Kuta, sangat terkenal sampai ke manca negara, mungkin pembaca sudah sangat mengenal obyek wisata di Bali ini. Karena begitu terkenalnya tempat wisata Kuta Bali, mengakibatkan banyaknya kunjugan wisatawa domestik maupun manca negara. Hal ini sangat di manfaatkan oleh para investor lokal maupun asing untuk menanamkan modal mereka dengan membangun hotel, restoran ataupun shoping mall.
Tempat wisata di Bali Kuta, banyak menawarkan hotel murah dan hotel mewah buat anda untuk menginap, pilihan tentunya pada anda sendiri. Kemacetan lalu lintas sudah menjadi hal yang biasa di Kuta dan terkadang membuat banyak wisatawan merasa kurang nyaman dalam mengendarai kendaraan. Kami menyarankan kepada para pembaca agar menggunakan jasa rental mobil dan supir di Bali. Sehingga anda sepenuhnya dapat menikmati perjalanan, tanpa harus memikirkan kemacetan di jalan. Kami menyediakan Bali sewa mobil seperti rental Toyota All New Avanza, rental Toyota Alphard di Bali, untuk liburan anda bersama keluarga dan teman.

Tempat Wisata Di Bali Kuta Favorit Wisatawan

Selain hotel dan restaurant, wisata Kuta Bali juga menyediakan hiburan malam seperti diskotik dan night club. Jika pembaca sangat menyukai hiburan malam, maka tempat wisata Kuta adalah tempat yang sangat tepat buat anda. Biasanya setiap hari kamis akan ada ladies night, jadi para cewek diperkenankan masuk tanpa entrance fee.
Selain itu pantai Kuta menawarkan ombak yang sangat bagus untuk olahraga surfing. Di sisi pantai terdapat begitu banyak jasa penyewaan papan selancar dan juga menawarkan kursus untuk berselancar. Mengenai harga sewa papan selancar sangat bervariasi dan usahakanlah anda menawar terlebih dahulu.
Tentunya banyak orang telah tahu objek wisata Kuta Bali, dan sangat familiar untuk mencari lokasinya, tapi tidak ada salahnya kami memberikan peta petunjuk arah untuk mencari lokasi tempat wisata Kuta Bali, siapa tahu anda membutuhkan petunjuk arah untuk ke pantai Kuta dari lokasi anda sekarang.
Bagi anda yang membutuhkan petunjuk arah, silakan klik link ini, Lihat Peta Arah Ke Kuta Bali. Anda akan di arahkan ke Google map dan pada website Google map, terdapat kolom A dan Kolom B. Isilah kolom A dengan nama tempat saat anda berada dan tekan tombol biru yang bertuliskan “Dapatkan Petunjuk Arah”.
Terima kasih sumber: http://www.rentalmobilbali.net/tempat-wisata-di-bali-kuta/
02.13

di dalam goa pindul 

 

 

 

 

 

Cave Tubing Goa Pindul

Gua Pindul memiliki panjang sekitar 350 m, lebar hingga 5 m, jarak permukaan air dengan atap gua 4 m, dan kedalaman air sekitar 5-12 m. Goa ini memiliki 3 zona. zona terang, zona remang, dan zona gelap. waktu tempuh sekitar 45 menit.

Cavetubing hampir sama dengan rafting. Jika rafting (arung jeram) adalah kegiatan menyusuri aliran sungai dengan menggunakan perahu, maka cavetubing adalah kegiatan menyusuri gua menggunakan ban dalam. Karena aliran air di Gua Pindul ini tenang maka melakukan cavetubing di Gua Pindul ini juga bisa dilakukan oleh pemula maupun anak kecil bahkan wanita hamil pernah.

Ditengah Gua, ada sebuah ruangan yang agak besar, dengan lubang diatasnya yang warga setempat menyebut sumur terbalik, sinar matahari yang masuk melalui lubang ini membuat suasana semakin indah. Lubang diatas gua inilah dimana seringkali  digunakan sebagai jalan masuk vertikal oleh anggota TIM SAR atau latihan.

Saat anda melakukan susur gua di Gua Pindul ini, anda akan menemukan sebuah stalagtit yang sudah menyatu dengan stalagmit sehingga tampak seperti sebuah pilar dengan ukuran lebar lima rentangan tangan orang dewasa(Soko Guru).

Stalaktit ini merupakan terbesar di Goa Pindul dan mempunyai peringkat no 4 di dunia. Stalagtit putting yg masih aktif siap menanti anda dengan tetesan airnya yang konon bisa bikin cantik n’ awet muda, bagi yg lelaki untuk menambah vitalitas telah ditunggu stalagtit jantan, anda cukup memegang aja udah terasa bedannya…tenane’ lek…. Bagi adik-adik di zona terang bisa berenang, lompat indah sambil lihat ikan cukup besar yg memamerkan keindahan tubuhnya.Ada juga Stalagmit dan stalagtit yang menyatu, menjadi yang terbesar ke-4 di dunia, butuh 5 orang untuk melingkarinya, bahkan celahnya hanya cukup dilewati satu orang saja. Besar ditengah-tengah Goa yang katanya sebagai tiang Goa.Keindahan semakin lengkap dengan adanya ornamen disepanjang dinding Goa seperti mahakarya lukisan abstrak yang tak ternilai. Mata kristal Kelelawar bergelantungan menghiasi lorong goa. Terdapat tirai juga yang tersusun dari tetesan air didinding Goa.

Paket   Cave Tubing Pindul
1.       Jasa pemandu
2.       Perlengkapan ( ban pelampung, jaket pelampung, sepatu karet, Head Lamp )
3.       Asuransi
4.       Biaya Rp 35.000/ orang (Wisatawan Lokal)
5.       Biaya Rp 50.000/ orang (Wisatawan Mancanegara)
Biaya Retribusi masuk kawasan Pindul : Rp.10.000 / orang

Terima Kasih dari sumber:  http://goapindul.com/cave-tubing-goa-pindul/

FOLLOW @ INSTAGRAM

triharyantob

About Us

Recent

Random